Selasa, 01 Januari 2019

Menghalangi Dakwah


Menghalangi Dakwah




Ketika rasulullah diutus masyarakat sudah mulai membicarakannya dan agama yang dibawanya. Namun, pemimpin-pemimpin Quraisy tidak terlalu memperdulikan hal itu. Hal itu karena mereka hanya menganggap itu sebagai hal yang biasa saja sebagaimana yang dikatakan oleh para pendeta dan ahli hikmah, sekedar cerita. Mereka beranggapan orang yang telah mengikuti agama yang dibawa Muhammad, seiring berjalannya waktu akan kembali juga ke kepercayaan nenekmpyang mereka. Dan ketika Muhammad melewati majlis mereka, mereka hanya mengatakan, “Inilah putra ‘Abdul Muthallib yang biasa membicarakan sesuatu dari langit.
Namun setelah dakwah berjalan tidak terlalu lama,  kaum Quraisy mulai menyadari pergerakan Rasulullah saw dan bersepakat untuk menentang dakwah. Mereka mendatangi Muhammad dan mempertanyakan kemukjizatan yang memperkuat risalah. Mengapa Muhammad tidak mampu mengubah Shafa dan Marwa menjadi emas? Mengapa tidak turun suatu kitab yang tertulis dari langit yang memperbincangkan dirinya? Mengapa jibril yang panjang lebar dibicarakan Muhammad tidak menampakkan diri? Mengapa ia tidak mempu menghidupkan orang mati? Tidak bisa memindahkan gunung, sehingga Makkah tidak terus-menerus terpenjarakan? Mengapa ia tidak mampu menciptakan mata air yang lebi segar dari air Zam Zam? Padahal ia lebih tahu kebutuhan negrinya terhadap air. Mengapa tuhannya tidak mewahyukan kepadanya harga barang-banrang dagangan, sehingga mereka bisa mendapat keuntungan di masa depan?
Demikian lah mereka terus mempertanyakan risalah rasul, bukan dalam rangka mencari kebenaran, tapi untuk menentang dan memberhentikan dakwah rasul saw. Rasulullah saw tetap melanjutkan dakwahnya untuk menyembah Allah semata, bahkan beliau mencela tuhan-tuhan penduduk mereka dan menganggap jahil orang yang menyembah dan menyucikannnya. Ketika kaum Quraisy mulai merasa tidak nyaman dengan agama yang dibawa rasul, mereka melakukan beberapa cara untuk memalingkan Muhammad dari dakwahnya. Ada tiga cara yang mereka lakukan :

1.       Penganiayaan
Kaum Quraisy melakukan penganiayaan kepada Rasul saw dan sahabat. Sebagaimana yang dialami oleh keluarga Yasir, mereka mendapatkan siksaan dengan siksaan yang sangat sadis bahkan mengakibatkan terbunuhnya Sumaiyah. Namun penganiayaan ini tidak membuat keluarga Yasir meninggalkan Islam, tetapi malah memperkuat keimanan mereka kepada Allah swt. Rasulullah saw melewati mereka dan berkata, “Sabarlah, wahai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat yang dijanjikan kepada kalian adalah surge. Sesungguhnya aku tidak memiliki apapun dari Allah untuk kalian”. Mendengar perkataan Rasulullah saw tersebut Sumayahpun berkata, ”Sesungguhnya aku telah melihatnya dengan jelas, wahai Rasul”. Seperti itulah yang terus dilakukan oleh Quraisy kepada kaum Muslim.

2.       Propaganda
Penganiayaan kepada Muhammad dan pengikutnya tidak mampu menghentikan dakwah Islam, maka mereka beralih dengan cara lain, yaitu dengan propaganda untuk memusuhi Islam dan pengikutnya. Propaganda ini dilakukan di Makkah dan luar Makkah. Mereka melakukan propaganda dengan segala bentuk, muali dari berdebat, menggugat, mencaci, sampai melemparkan berbagai macam isu dan tuduhan. Mereka melotarkan kebohongan-kebohongan tentang rasul dan menyiapkan kata-kata yang ditunjukkan untuk mempropaganda dan memusuhi Muhammad, hal ini dilakukan terutama saat musim haji.
Sekolompok orang telah berkumpul di rumah Walid bin al-Mughirah. Di rumah ini mereka bermusyawarah apa yang akan mereka katakana tentang Muhammad kepada orang-orang Arab yang datang ke Makkah di Musim Haji. Sebagian mereka mengusulkan hendaknya Muhammad dicap sebagai seorang dukun. Namun Walid menolak seraya mengatakan bahwa Muhammad itu tidak memiliki karakter dukun, baik gerak-gerik maupun gaya bicara. Sebagian yang lain mengusulkan agar menuduh Muhammad sebagai orang gila. Usulan itu pun ditolak oleh Walid, karena tidak satupun tanda-tanda yang menunjukkan Muhammad adalah orang gila. Sebagian lagi mengusulkan agar mencap Muhammad sebagai tukang sihir. Usulan ini juga ditolak Walid, karena kenyataannya Muhammad tidak pernah meniupkan mantra-matra sihir pada buhul-buhul tali, juga tidak pernah melakukan aksi penggunaan sihir sekalipun. Setelah lama berdiskusi akhirnya merek bersepakan untuk menuduh Muhammad sebagai tukang sihir, yang menyihir lewat ucapannya.
Mereka menyebar di antara delegasi haji untuk memperingatkan mereka supaya berhati-hati dengan ucapan Muhammad, karena dia seorang penyihir lewat ucapan, dan apapun yang ia katakana adalah sihir yang dapat memisahkan seseorang dari saudara, ibu, bapak, istri, dan keluarga. Mereka juga menakut-nakuti siapa saja yang mendengar Muhammad akan terkena sihirnya. Tidak hanya itu mereka juga menugaskan Nadhir bin al-Harits untuk melakukan propaganda dengan cara setiap Rasulullah berada di suatu tempat untuk mengajak manusia kepada Allah, maka Nadhir mengambil tempat duduk dibelakang majlis beliau seraya mengisahkan kisah-kisah Persia dan agamanya. Dia mengatakan, ”Dengan apa Muhammad akan menceritakan sesuatu yang lebih baik dari kisahku. Bukankah dia hanya bercerita orang-orang terdahulu seperti yang juga kulakukan?”
Serta propaganda lainnya yang dilontarkan seperti mengatakan bahwa apa yang disampaikan Muhammad adalah ajaran yang pernah disampaikan oleh pemuda Nasrani yang bernama Jabr, ‘Amru bin ‘Ash dan ‘Abdullah bin Rabiah yang ketika berkata kepada Raja Najasyi, menuduh kaum Muslim yang berhijrah ke Habsyah sebagai orang yang memecah belah agama. Demikian berbagai propaganda yang dilakukan kafir Quraisy kepada kaum Muslimin, namun apa yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil.

3.       Pemboikotan
Kegagalan yang diterima oleh kafir Quraisy menuntut mereka untuk bertidak lebih jauh lagi. Cahaya Islam yang baru terbit mampu mencerai-beraikan semua isyu dan propaganda mereka. Usaha penghalangan dakwah selanjutnya pun dilakukan, yaitu dengan pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthallib secara total. Quraisy tidak boleh melakuka pernikahan dengan kalangan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthallib. Quraisy tidak boleh melakukan transaksi jual beli dengan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthallib. Mereka menempelkan naskah perjanjian tersebut di bagian dalam Ka’bah dengan diberi penjelasan tambahan serta piagam. Kaum Quraisy meyakini cara ini akan berpengaruh dari dua cara sebelumnya supaya dakwah Islam bisa terhent dan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthallib akan meninggalkan Muhammad. Sayang upaya ini tidak menghentikan semangat kaum Muslim sedikitpun, bahkan semakin menguatkan keimanan mereka. Kabar pemboikotan ini malah didengar oleh suku-suku Arab yang berada di luar Makkah. Akhirnya dakwah Islam menyebar ketengah-tengah kabilah-kabilah Arab. Para musafir sering membicarakan pemboikotan ini. Di antara mereka yang bersimpati seperti yang terjadi pada Hisyam bin ‘Amru. Dia biasa datang dengan membawa untu yang memikul makanan. Ia menuntun unta tersebut hingga mendekati perbukitan dimana kaum Muslim diboikot, mengarahkan untanya ke kaum Muslimin dan melepaskan unta tersebut.
Pemboikotan ini berlangsung selam tiga tahun, hingga dunia terasa sangat menghimpit kaum Muslim. Mereka merasakan kelaparan, penderitaan, kefakiran, dan kesempitan hingga Allah mengirim petolonganNya. Lima pemuda Quraisy Zuhair bin Abi Umayah, Hisyam bin ‘Amru, Muth’im bin ‘Adi, Abu al-Mukhturi bin Hisyam, dan Zam’ah bin al-Aswad berkumpul dan membahas tentang pemboikotan. Mereka sepakat dan berjanji untuk membatalkan perjanjian tersebut dan merobek-robek naskahnya. Pada hari berikutnya, mereka pergi bersama menuju Ka’bah, tiba-tiba Zuhair berteriak, “ Wahai penduduk Makkah, kenapa kita makan minum dengan senang dan berpakaian bagus, sendangkan Bani Hasyim mengalami kebinasaan. Mereka dilarang berdagang dan berjual beli. Demi Allah, aku tidak akan duduk hingga naskah pemboikotan yang zalim ini tercabik-cabik!”. Abu Jahal hampir tidak kuat mendengar hal itu lalu berteriak dengan keras, “kamu bohong! Demi Allah, jangan kamu robek!” tiba-tiba dari beberapa sisi Baitullah terdengar teriakan bersahut-sahut. Zama’ah, Abu al-Bukhturiy, Muth’im, dan Hisyam, semuanya mendustakan Abu Jahal dan mendukung Zuhair. Kebanyakan orang Arab menyutujui pemberhentian boikot tersebut.
Muth’im segera merobek naskah perjanjian tersebut, namun ia mendapati naskah telah dimakan rayap, kecuali baigian awal yang bertuliskan : Bismika Allaahumma.


By : Syabier


Rabu, 12 Desember 2018

Dakwah Betolak


DAKWAH BERTOLAK




       Setelah turunnya wahyu dari Allah swt dan khabar bahwa beliau telah diutus sebagai rasul, dakwah Muhammad saw tampak jelas. Masyarakat Makkah mengatahui behaa Muhammad mengajak manusia kepada ajaran baru. Mereka mengetahui bbanyak orang yang telah memeluk ajaran tersebut, dan mereka juga menyadari ada diantara penduduk makkah yang menyembunyikan keislamannya.

          Rasulpun telah menghimpun sekelompok orang yang telah memeluk Islam dan memilih rumah arqam bin Abi al-Arqam. Kekuatan kaum Muslimin semakin kuat ketika masuk Islamnya Hamzah bin ‘Abd al-Muthallib dan kemudian diikuti dengan masuk Islamnya Umar bin al-Khaththab.

      Walaupun penduduk Makkah menyadari adanya ajaran baru yang dibawa oleh Muhammad namun mereka tidak mengatahui siapa saja yang telah memeluknya kecuai beberapa. Maka setelah firman Allah surat Al-HIjr : 94-96 turun rasulullahpun menampakkan kutlah ataua kelompok yang telah terhimpun olehnya. Rasul bersama para sahabatnya membentuk dua kelompok yang berbaris, kelompok pertama dipimpin oleh Hamzah dan yang kelompok kedua dipimpin oleh Umar. Mereka pergi menuju ka’bah dan melakukan tawaf disekitar ka’bah bersama-sama.

firman Allah :
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ -٩٤- إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ -٩٥- الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللّهِ إِلـهاً آخَرَ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ -٩٦-
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik [94]. Sesungguhnya Kami Memelihara engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang yang memperolok-olokkan (engkau), [95] (yaitu) orang yang menganggap adanya tuhan selain Allah; mereka kelak akan mengetahui (akibatnya) [96] {QS. Al-HIjr : 94-96}.

       Ini berarti rasul telah berpindah dari dakwah secara sembunyi-sembunyi (daur al-istikhfa’) kepada dakwah secara terang-terangan (daur al-I’lan). Dari kontak kepada orang yang simpatisan menuju seruan kepada seluruh masyarakat. Saat itu pula mulai lah terjadi benturan antara keimanann dan kekufuran, antara pemikiran yang benar dan yang bathil dan merusak. Maka pada tahap ini lah tahap interaksi dan perjuangan (marhalah al-tafa’ul wa al-kifah).

         Periode ini lah yang paling menakutkan dimana penyiksaan mulai diterima oleh rasul dan para sahabat. Rasul dilempari dengan kotoran, Bilal ditindih dengan batu ditengah terik matahari di padang pasir, Sumaiyah ditombak hingga syahid, dan penyiksaan-penyiksaan lainnya. Kaum Muslim tetap bersabar mengahadapinya, semata-mata mengharapkan ridha Allah swt.

By : Syabier

Rabu, 05 Desember 2018

Kutlah Sahabat

KUTLAH SAHABAT





Setelah Muhammad saw menyadari bahwa dirinya telah ditetapkan Allah swt sebagai rasul, ia tidak menyimpan risalah tersebut. Mulailah ia menyampaikan rislah tersebut kepada orang terdekatnya. Khadijah adalah orang pertama yang menerima dakwah rasul dan mengakuinya sebagai utusan Allah swt.

Risalah ini diteruskannya kepada orang lain tanpa melihat jenis kelamin, usia, kedudukan, maupun asal. Ia tidak memilih-milih orang yang ia ajak untuk memeluk Islam. Dikenallah 4 orang pertama yang masuk Islam. Khadijah orang pertama masuk Islam dari kaum wanita, Abu Bakar orang pertama masuk Islam dari golongan laki-laki dewasa, Ali bin Abi Thalib orang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak, dan Zaid bin Haritsah orang pertama masuk Islam dari golongan budak.

Arus ini terus berlanjut hingga bertambah pula yang masuk Islam melalui Abu Bakar ash-Shiddiq (37 tahun). Ia mengajak teman-temannya, ada Abdul Amar dari Bani Zuhrah, Abu Ubaidah bin Jarrah (27 tahun), Usman bin Affan (20 tahun), Zubair bin al Awwam (8 tahun), Sa’ad bin Abi Waqash (17 tahun), Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun). Pemeluk Islam terus bertambah, di antara mereka ada pria, wanita, berasal dari berbagai daerah, berbeda usia, ada yang kuat, ada yang lemah, kaya dan miski.

Orang-orang pun dihimpun oleh Muhammad saw. Mereka mengimani Muhammad sebagai rasul, bersedia menaatainya, dan menekuni dakwah bersamanya. Muhammad saw dengan semangat mengajari mereka Islam, menyampaikan setiap ayat al-Quran yang turun ke pada para sahabatnya yang baru memeluk Islam. Hingga matanglah para sahabat. Akal/pemikiran mereka terbentuk menjadi pemikiran Islami, tingkahlalaku mereka terbentuk menjadi tingkahlaku yang Islami.

Dengan kematangan ini kuatlah para sahabat yang baru masuk Islam ini menahan cobaan yang akan mereka terima dari luar. Kemudian Allah memerintahkan rasul untuk berdakwah secara teranga-terangan, dimana dengan ini maka tekanan dari luar akan mulai terasa oleh Rasul dan para sahabat.


Sahabat-sahabat Awal yang Berdakwah Bersama Rasulullah saw :

Ali bin Abi Thalib (8 tahun)
Zubair bin al Awwam (8 tahun)
Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun)
Arqam bin Abi al-Arqam (12 tahun)
Abdullah bin Mas’ud (14 tahun)
Sa’id bin Zaid (20 tahun)
Sa’ad bin Abi Waqash (17 tahun)
Mas’ud bin Rabi’ah (17 tahun)
Ja’far bin Abi Thalib (18 tahun)
Shuhaib ar-Rumi (di bawah 20 tahun)
Zaid bin Haritsah (20 tahun)
Usman bin Affan (20 tahun)
Thulaib bin Umair (20 tahun)
Khabab bin al-‘Arat (20 tahun)
Amir bin Fuhairah (23 tahun)
Mus’ab bin Umar (24 tahun)
Miqdad bin al-Aswad (24 tahun)
Abdullah bin Jahsy (25 tahun)
Umar bin Khathab (26 tahun)
Abu Ubaidah bin Jarrah (27 tahun)
“Utbah bin Ghazwan (27 tahun)
Abu Hudzaifah bin ‘Utbah (30 tahun)
Bilal bin Rabah (30 tahun)
‘Ayasy bin Rabi’ah (30 tahun)
‘Amir bin Rabi’ah (30 tahun)
Na’im bin Abdillah (30 tahun)
‘Utsman (30 tahun)
‘Abdullah (17 tahun)
Qudamah (19 tahun)
As-Saib bin Mazhun bin Hubaib (20 tahun)
Abu Salmah Abdullah bin Abdul al-Asad al-Makhzumiy (30 tahun)
Abdurrahman bin Auf (30 tahun)
Ammar bin Yasar (30-40 tahun)
Abu Bakar ash-Shiddiq (37 tahun)
Hamzah bin Abdul Muthallib (42 tahun)
Ubaidah bin al-Harits (50 tahun)


By : Syabier

Selasa, 20 November 2018

Awal Dakwah


AWAL DAKWAH



Setelah wahyu pertama turun rasul merasakan ketakutan dan kembali ke rumah, dimana khadijah berada. Melihat suaminya yang ketakutan sang istri pun mencoba menenangkan sang suami. Rasul pun menceritakan apa yang terjadi padanya. Setelah mendengar cerita sang suami, Khadijah menenangkannya dengan berkata :

أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لاَ يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا وَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِى 
الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

Demi Allah. Allah tidak akan akan menghinakanmu selamanya. Demi Allah kamu adalah orang yang senantiasa menghubungkan silaturrahim, benar ucapannya, memikul benam orang lain, suk mengusahakan sesuatu yang tidak ada, menjamu tamu, membela factor-faktor kebenaran (HR. Muslim).

Mendengar bahwa suaminya diutus sebagai rasul Khadijahpun masuk Islam. Khadijah lah orang pertama masuk Islam. Kemudian diikuti oleh Abu Bakar, Zaid (budak), Aly (anak-anak). Kemudian dari Abu Bakar masuk Islam pula beberapa orang, karena Abu Bakar seorang yang banyak memberikan kemudahan kepada orang lain, tumpuan bagi kaumnya. Orang bergaul akrab dengannya karena luas ilmunya, ahli dalam berdagang, dan memiliki sikap baik. Melalui jasanya masuk Islam lah Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Kemudian diikuti oleh Abu ‘Ubaidah, Abu Salamah, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin Mazh’un bersama beberapa sahabat lainnya. Islampun banyak diperbincangkan oleh penduduk mekah.

Awal dakwah rasul, rasul mendatangi rumah-rumah sambil mengatakan, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun”. Rasul juga mengirim sahabat-sahabat kepada orang yang baru masuk Islam guna mengajarkan Islam kepada mereka. Hingga Rasul berhasil menghimpun sahabt-sahabat dan menentukan tempat Arqam bin Abi al-Arqam sebagai tempat untuk mengajarkan Islam kepada Kaum Muslim.

Di sana lah tempat sahabat dibina pemikiran dan sikap yang dilandaskan kepada Islam (al-Quran dan Sunnah Rasul), hingga lahirlah sahabat yang tak gentar karena siksaan yang diterima, bersabar menghadapi cobaan, mencukupkan Allah sebagai tepat bergantung, tidak menyembah selainNya, dan shalat bersama Rasul. Kaum Muslim tetap menyembunyikan keIslaman mereka sampai turun perintah dari Allah untuk berdakwah secara terang-terangan sebagaimana firmannya :

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik (QS. Al-Hijr : 94).

By : Syabier


Jumat, 19 Oktober 2018

Awal Kata


AWAL KATA




Maret 94 tahun yang lalu telah terjadi peristiwa besar yang memunculkan dua suasana hati yang berbeda. Di satu sisi ada orang-orang yang bahagia, di sisi lain ada pula yang bersedih. Bahagia buat mereka yang telah berusaha keras untuk meruntuhkan kepemimpinan Islam sedunia, dan mereka berhasil dengan dihapusnya kekhilafahan Islam di dunia. Sedih, untuk orang yang kehilangan orang tua yang selam ini menjaga mereka. Ia, Khilafah dan khalifah adalah orang tua bagi kaum Muslimin, tempat mereka mengadu dan sosok yang selalu di depan menjaga anaknya (Umat).
Namun di balik kesedihan Muslimin itu, juga ada saudara yang masih seagama yang tidak turut sedih sebagaimana Kaum Muslim lainnya bersedih. Orang ini malah ikut berbangga bersama agen-agen peruntuh khilafah. Karena memang pikiran dan perasaan mereka sudah tidak lagi pikiran dan perasaan Islam. Mereka telah dipengaruhi oleh para penjajah dengan pikiran busuk yang menghancurkan Islam dari dalam, bagai virus yang menggerogoti tubuh manusia dan terus menyebar.
Pemikiran yang tidak Islami, menjadi alat yang digunakan untuk menghancurkan Islam. Bak seseorang yang dibunuh ibunya dan darah masih melekat di senjata yang dugunakan untuk membunuh. Kemudian sipembunuh berkata kepada si anak, ibumu itu jahat dan pantas untuk dibunuh, hiduplah dan percayalah padaku aku akan memberikan hidup yang lebih baik untukmu. Anak yang tak sadar apa yang sebenarnya terjadi itu pun terkagum dan ikut bersama sipembunuh karena telah membebaskannya.
Kaum Muslim lupa bahwa pemikiran/tsaqafah yang meraka bawa bukan lah pemikiran Islam. Berbahaya terhadap Islam. Dengan tsaqafah itu pula kaum Muslim tetap bertahan dalam penjajahan. Suatu saat mereka getol dalam perlawanan terhadap penjajah, namun tsaqafah penjajah tetap dipertahankan bahkan diagung-agungkan. Apa yang sebenarnya mereka (yang tak sadar) inginkan? Apakah mereka tidak menginginkan negara yang berasaskan Islam? Atau menginginkan banyak negara dalam negri Islam (terkotak dengan nasionalisme).
Persoalan kita bukanlah sebatas mendirikan negara. Bukan sembarang negara. Atau negara yang dilabeli Islam tapi tidak memiliki qiyadah fikriyah. Tugas kita adalah mendirikan negara yang akan melanjutkan kehidupan Islam, dimana terlebih dahulu Islam telah merasuk kedalam jiwa, mantap di akal, serta siap mengemban dakwah Islam ke penjuru dunia. Nagara ini bukan negara khayalan, bukan angan semata. Tapi negara yang nyata, nyata telah Berjaya selama 13 abad lamanya. Menyinari dunia bereserta rahmatNya.
Ini perjuangan dan kewajiban. Memang berat jalannya, penuh dengan onak dan duri. Orang yang menitinya tak akan terlena dengan tawaran untuk keluar dari jalan perjuangan. Terus berjuang kawan, hingga akhir hayat!

By : Syabier